Bunga
Rafflesia merupakan salah satu tumbuhan dengan sifat unik dan sekaligus menyimpan misteri bagi ilmu tumbuh-tumbuhan. Rafflesia sangat unik karena jenis ini hanya berupa kuncup atau bunga mekar, tidak ada batang, daun, dan akar. Disamping kuncup atau bunga, Rafflesia hanya dilengkapi houstorium, jaringan yang mempunyai fungsi mirip akar yang mengisap sari makanan hasil fotosintesa dari tumbuhan inang. Rafflesia dimasukkan dalam kelompok holoporosit, tumbuhan yang tidak bisa melakukan proses fotosintesa sendiri, seperti layaknya tumbuhan berbunga lainnya, dan sangat tergantung kepada inang.Tumbuhan inang Rafflesia
sangat spesifik yaitu pada marga tetrastigma. Walaupun begitu tidak semua jenis tetrastigma menjadi inang Rafflesia, dan hanya jenis-jenis terentu dalam marga ini yang menjadi inang Rafflesia.
Salah satu jenis Rafflesia yaitu; R. arnoldi bila mekar
dapat mencapai 110 cm, sehingga Dr Joseph Arnold, seorang dokter, pecinta alam,
dan penjelajah diabad ke 19 sangat takjub saat pertama kali melihat bunga ini
di pedalaman Manna, Bengkulu Selatan pada tahun 1818. Sayang Dr. J.Arnold, yang
namanya diabadikan pada salah satu jeni Rafflesia, meninggal karena malaria
selama ekspedisi didaerah tersebut.

Proses penamaan pertama kali untuk jenis Rafflesia merupakan
suatu cerita yang sangat menarik layaknya sinetron masa kini, proses yang
melibatkan intrik, politik, dan ketamakan. Tidak seperti yang diyakini secara umum, sebetulnya orang
asing yang pertama melihat jenis Rafflesia, bukan Stamford Raffles ataupun Dr.
Joseph Arnold, tetapi Louis Auguste Deschamp, seorang dokter dan penjelajah
alam berasal dari Perancis, yang pada akhir abad ke 18 belayar ke Jawa. Sempat ditangkap
oleh Belanda, tetapi oleh Gubernur Jendral belanda saat itu, Van Overstraten,
Deschamp tidak ditahan dan diminta untuk melakukan ekspedisi di Pulau jawa
selama tiga tahun dari 1791 sampai dengan 1794.
Louis Auguste Deschamp kemudian secara aktif menjelajah dan
mengumpulkan banyak specimen tumbuhan di pedalaman pulau Jawa, dan kemudian
menulis draf awal “Materials towards a flora of java”. Deschamp pertama kali
melihat, dan mengumpulkan specimen, dan menggambarkan Rafflesia yang ditemukan
di pulau Nusakambang pada tahun 1797 atau 20 tahun lebih dahulu daripada
penemuan Dr. Joseph Arnold yang menggemparkan itu. Setahun kemudian, 1798, Deschamp
pulang ke Prancis dengan semua koleksinya. Saat mendekati Selat Inggris,
kapalnya ditangkap dan semua koleksinya dirampas oleh Inggris. Pada saat itu,
setelah melihat rampasan koleksi specimen, para ahli botani Inggris sadar bahwa
Deschamp telah menemukan jenis yang sangat unik dan tidak pernah dilihat
sebelumnya, dan ada semacam kompetisi rahasia antar ahli tentang siapa yang
akan menerbitkan jenis yang sangat menakjubkan itu. Mereka juga berpendapatan
siapapun orangnya, jenis yang mencengangkan itu harus didiskripsikan atau
dinamakan oleh orang Inggris, bukan Belanda apalagi Perancis. Sehingga Raffles,
yang saat itu sebagai Gubernur Jendral Inggris di Bengkulu, memerintahkan
William Jack untuk segera mendiskripsikan
jenis yang ditemukan di Bengkulu Selatan (Nais,2001;Meijer,1997)
William Jack merupakan seorang dokter dan penjelajah alam,
yan menggantikan Dr Joseph Arnold. Artikel William Jack menamakan jenis
tersebut sebakai R. titan, dan dikirim ke London pada bulan April 1820.
Malangnya artikel dari William Jack tersebut secara misterius tidak langsung diterbitkan.
Sampai kemudian Robert Brown membacakan penemuan yang menggemparkan di hadapan
anggota Linnean Society pada tanggal 30 Juni 1820. Artikel William Jack
akhirnya diterbitkan pada bulan Agustus 1820.
Robert Brown menamakan jenis baru sebagai Rafflesia arnoldii
R.Br. R.Br merupakan singkatan dari Robert Brown. Nama jenis ini merupakan nama
yang digunakan untuk menghormati, Sir Stamford Raffles dan Dr. Joseph Arnold. Walaupun
pertama kali didiskripsikan, tetapi karena dipuplikasikan terlambat, maka
Rafflesia titan tidak dipakai sebagai nama jenis baru, tetapi dianggap sebagai
sinonim dari Rafflesia Arnoldii.
Kejadian di atas merupakan ironi yang sangat besar, karena
William Jack-lah yang mengirim beberapa specimen dari Bengkulu Selatan yang
boleh jadi digunakan oleh Robert Brown untu mendiskripsikan jenis baru
tersebut.
adalah seorang Belanda keturunan Jerman yang menjabat sebagai direktur Kebun Raya Bogor saat itu (Meijer,1997;Nais,2001).
Sumber: Rafflesia Pesona Bunga Terbesar di Dunia - Agus Susatya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar