Padang Guci merupakan nama sebuah wilayah di kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu Indonesia. Tepatnya terletak di jarak 200 kilometer di Selatan Ibu Kota Provinsi Bengkulu, 50 kilometer dari kota Manna Kabupaten Bengkulu Selatan, dan 60 kilometer di Utara kota Bintuhan Kabupaten Kaur.
Masyarakat Padang Guci bermukim di pesisir Samudra Hindia dan sebagian lainnya di lereng Bukit Barisan. Bahasa sehari - hari yang digunakan adalah bahasa melayu yakni bahasa besemah. Masyarakat Padang Guci mayoritas bermata pencaharian dengan bertani, berkebun, sebagian Pegawai Pemerintah/swasta, Wiraswasta, dan sebagian nelayan.
Tofografi yang bergelombang membuat wilayah ini memiliki banyak potensi yang bisa di kembangkan diantaranya adalah ekowisata.
Dibagian pesisir samudra hindia terdapat banyak pantai yang berbatuan, diantaranya Pantai Heli, Pantai Teluk Beringin, Pantai Sulawangi, dan masih bayak pantai-pantai lainnya yang tak dapat disebutkan satu per satu.
Sementara itu wilayah perbukitan terdapat Gunung Patah dengan 3 puncak utama yaitu Puncak Gunung Patah, Puncak Kawah, dan puncak Danau sewarna bumi yang oleh penduduk disebut dengan Tumutan Tujuh. Gunung ini masih perawan alias belum ada jalur resmi menuju puncak.
Puncak tertinggi ke dua setelah Gunung Patah yakni puncak Bukit Raje Mendare, bukit ini merupakan hutan basah yang masih alami dan banyak ditemui berbagai macam jenis flora & fauna. Flora langka seperti, berbagai macam jenis anggrek, rafflesia, Amorphopallus, kantong semar, dll. Fauna langka seperti beruang, siamang, rusa, berbagai jenis burung masih bisa ditemui disini. Namun keberadaanya semakin hari semakin terancam punah, terdapat banyak jerat pemburu yang masih aktif ditemui dalam kawasan ini.
Puncak terendah adalah Bukit Puguk, Bukit ini mempunyai ketinggian sekitar 900 Mdpl. Pada puncak terdapat batu - batu besar yang membentuk seperti layaknya kursi. Di atas bukit ini kita bisa memandang sungai padang guci, dan pemandangan persawahan yang membentang luas. Disekitar Bukit ini terdapat air terjun Batu Rigis dengan ketinggian sekitar 35 meter dan memiliki kolam penampungan yang dalam dan luas. Dalam wilayah ini juga sering ditemukan rafflesia & Amorphopallus yang tumbuh. Untuk menuju lokasi ini belum ada jalur resmi.
Masih banyak kekayaan alam lainnya yang masih terpendam. Kekayaan alam ini merupakan potensi yang tidak ternilai harganya.
Tentunya harus ada kerjasama dari semua pihak baik pemerintah, swasta, dan peran serta masyarakat untuk menjadikan kekayaan ini tetap terjaga dan lestari sehingga mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat.
Salam Lestari !
Noprianto KPPGPPL
Noprianto KPPGPPL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar