KPPGPPL BLOG: 2014

Sabtu, 20 Desember 2014

Jelajah Rafflesia Di Kawasan Hutan Air Mas Semidang Gumay Kabupaten Kaur

Berawal dari informasi yang KPPGPPL peroleh dari harian umum Radar Kaur, KPPGPPL harini (Juma't, 19/12/2014) langsung mendatangi lokasi Rafflesia yang berada di kawasan hutan perkebunan Air Mas desa Karang Dapo Kec. Semidang Gumay Kab. Kaur.

Pertama, KPPGPPL menemui Buldhany seseorang yang menemukan bunga Rafflesia dikawasan tersebut. Buldhany adalah warga desa Gunung Tiga Kec. Semidang Gumay Kab. Kaur. Desa ini sangat mudah dicapai karena hanya berjarak 1 kilo dari Jalan Lintas - Bengkulu - Lampung.

Untuk mencapai lokasi rafflesia pun nyaris tak ada hambatan apapun, alias sangat mudah. Dari desa Gunung Tiga hingga kekebun warga, bisa menggunakan kendaraan roda dua hanya dibutuhkan lebih kurang 18 menit. Kemudian dilanjutkan dengan aktivitas tracking (penjelajahan), menelesuri kebun karet/sawit warga, naik/turun tebing, hingga masuk kedalam hutan dengan menenelusuri jalan setapak yang ada di dalam hutan, hanya dibutuhkan waktu sekitar 15 menit saja. Jarak antara kebun warga dengan lokasi Rafflesia lebih kurang 200 meter.

Menuruni tebing awal masuk lokasi rafflesia di kawasan hutan Air Mas
Menelusuri jalan setapak dalam kawasan hutan Air Mas
Lokasi tepatnya berada di kawasan hutan perkebunan Air Mas Trans desa Karang Dapo Kec. Semidang Gumay Kab. Kaur Provinsi Bengkulu. Dalam kawasan hutan ini terdapat dua titik habitat Raflesia.

Dilokasi 1 (pertama) KPPGPPL mulai mendata, terdapat 1 bunga rafflesia yang sudah lama membangkai dengan ukuran 50 cm, terdapat 10 bonggol/calon bunga rafflesia, 2 diantaranya sudah berukuran besar, terdapat tanaman Inang yang menjalar diketinggian pohon, dan aliran Sungai Air Mas yang kecil. Di dalam lokasi ini KPPGPPL mengirakan adalah Rafflesia jenis bengkuluensis.

Satu bunga rafflesia yg sudah membangkai diameter 50 cm & bonggol dalam kawasan hutan Air Mas
Tiga bonggol rafflesia di lokasi petama dalam kawasan hutan Air Mas
Dua bonggol rafflesia berukuran kecil menempel di tanaman Inang di lokasi pertama dalam kawasan hutan Air Mas

Selesai mendata dilokasi pertama, jelajah dilanjutkan menuju lokasi kedua. Lokasi ini berjarak sekitar 300 meter dari kebun warga. Kembali dengan aktivitas tracking, naik/turun tebing, menelusuri jalan setapak yang ada dalam kawasan hutan Air Mas tersebut hingga sampai ke lokasi Rafflesia.
Awal masuk lokasi ke dua dalam kawasan hutan Air mas
Mendaki tebing padang ilalang dalam kawasan hutan Air Mas Semidang Gumay Kab. Kaur
Dilokasi 2 (kedua) ini, terdapat satu Rafflesia yang sudah membangkai dengan ukuran lebih kurang 30 cm, terdapat 2 bonggol/calon rafflesia 1 diantaranya sudah berukuran besar. juga terdapat tanaman inang ukuran kecil menjalar hingga masuk kedalam tanah. Di sekitar lokasi rafflesia dalam kawasan ini tidak diterdapat sungai yang mengalir. Di lokasi ini KPPGPPL belum dapat mengira jenisnya, sebab bunga yang membangkai tersebut bagian Prosesi dan Ramentanya sudah hancur.
Satu bunga rafflesia yang membangkai di lokasi ke dua dalam kawasan hutan Air Mas Kec. semidang Gumay Kab Kaur
Satu bonggol rafflesia berukuran besar di lokasi ke dua dalam kawasan hutan Air Mas Kec. Semidang Gumay Kab. Kaur

Satu bonggol rafflesia berukuran bkecil di lokasi ke dua dalam kawasan hutan Air Mas Kec. Semidang Gumay Kab. Kaur

Foto bersama di lokasi ke dua dalam kawasan hutan Air Mas Kec. Semidang Gumay Kab. Kaur
Selesai mendata KPPGPPL, Burdhany dan Kawan2 menuju pulang. Sampai Jumpa Kembali !!!



|Salam Lestari | Salam Rimbawan | Bengkulu The Land Of Rafflesia |
Thanks To : Burdany, Feily Asmara, Zeko Jayanta, Jedi Lian Chandra | Tim KPPGPPL : Nopri Anto, Ryan Saputra, Hayan Afriza, Evan Gustiawan, Andri Novriansyah, Ricky, Meljon.

Selasa, 25 November 2014

Inilah Salah Kaprah Kita Soal Rafflesia



Spesies Rafflesia atau bunga Padma Raksasa merupakan salah satu kekayaan keragaman hayati yang dijumpai di hutan tropis Indonesia. Meskipun sudah relatif banyak dikenal oleh publik, faktanya masih banyak yang keliru tentang rafflesia. 

Dihimpun dari berbagai sumber, terkumpul berbagai fakta yang sering disalahtafsirkan tentang flora langka unik ini. 

1. Rafflesia  Tidak Sama dengan Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum)

Rafflesia atau padma raksasa merupakan bunga yang dapat mengeluarkan bau busuk. Namun, umumnya masyarakat umum tertukar dan menyamakan antara Rafflesia dengan Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum). Meskipun sama-sama berbau bangkai, jenis rafflesia (Rafflesia spp.) Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum) merupakan dua jenis yang sama sekali berbeda.

Jika Rafflesia bentuk bunganya melebar, maka Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum) memiliki bunga yang tinggi memanjang. Jika Rafflesia merupakan tumbuhan endoparasit, maka Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum) adalah tumbuhan seutuhnya yang berkembang dari umbi.

Khusus untuk kesalahan ini sangat elementer di masyarakat umum, bahkan pernah dijumpai kesalahan ini dalam buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam bagi siswa sekolah dasar. 

2. Rafflesia bukan merupakan tumbuhan pemakan bangkai
 
Masih terdapat persepsi bahwa Rafflesia adalah tumbuhan predator, atau tumbuhan yang hidup dari memangsa serangga. Pemikiran ini disalahartikan dengan pencampuradukan fakta antara Rafflesia dan tumbuhan kantong semar (Nepenthes spp.).
 
Jika bau yang dikeluarkan oleh kantong semar adalah untuk memikat serangga agar terperangkap ke dalamnya, maka bau yang dikeluarkan oleh bunga rafflesia adalah untuk menarik lalat untuk melakukan penyerbukan antara benang sari dan putik. Menurut para ahli persentase pembuahan rafflesia sangat kecil, karena bunga jantan dan betina sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam waktu yang sama.
 
Bunga rafflesia sendiri hanya berumur satu minggu (5-7 hari) setelah itu layu dan mati, sehingga tidak mungkin keberadaan bunga rafflesia adalah untuk memangsa serangga.

3. Rafflesia Tidak tumbuh dan berakar di atas tanah
 
Raflesia tidak tumbuh dan berakar di atas tanah, karena rafflesia merupakan jenis tumbuhan parasit yang menempel pada inangnya yaitu sejenis tumbuhan merambat (liana) tetrastigma (Tetrastigma spp)

Rafflesia tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesa, juga tidak memiliki akar dan tangkai batang. Ketika inangnya mati, maka Raflesia juga turut mati. Rafflesia menyerap unsur organik dan anorganik melalui haustorium atau sejenis akar dari jaringan inangnya.
 
4. Rafflesia Tidak hanya ada satu macam jenis
 
Jenis Rafflesia yang paling terkenal di dunia adalah R. arnoldii asal Bengkulu yang sering menghiasi berbagai macam poster maupun buku-buku ilmiah di seluruh dunia.

Faktanya jenis rafflesia tidak hanya terdiri dari satu jenis spesies saja. Di dunia terdapat 25 jenis Rafflesia, diantara 25 jenis Rafflesia tersebut terdapat 12 jenis yang dapat dijumpai di Indonesia. Di pulau Sumatra, Indonesia sendiri dijumpai 10 jenis Rafflesia yakitu; R. arnoldii, R. atjhensis, R.rochussenii, R. micropylora, R. hasseltii, R. gadutensis, R. tuan-mudae, R. patma, R. bengkuluensis, dan R. lawangensis.(©Susatya, 2011).
 
Jika bunga R. arnoldii dapat berkembang hingga diameter lebih dari 1 meter dan berat hingga 10 kg, jenis bunga rafflesia terkecil adalah R. manillana yang ada di kepulauan Filipina dengan diameter hanya sekitar 20 sentimeter.

5. Rafflesia  Tidak tumbuh hanya di satu tipe hutan
 
Faktanya habitat hidup rafflesia pun berbeda-beda, dari yang dapat hidup di hutan pantai seperti R. patma di Cagar Alam Leuweung Sancang di Jawa Barat, R. zollingeriana di hutan dataran rendah TN Meru Betiri Jawa Timur hingga R. rochusenii yang tumbuh di ketinggian 1.000-1.500 meter di lereng Gunung Salak dan Gunung Gede di Jawa Barat.
 
Selama pada habitat tersebut tumbuh inang rafflesia yaitu liana tetrastigma (famili Vitaceae) terdapat kemungkinan rafflesia dapat dijumpai di situ.
 
Selain keberadaan inang, faktor kecocokan iklim, seperti kelembaban merupakan faktor penting tumbuhnya rafflesia.
 
Beberapa peneliti menduga musang dan beberapa serangga tertentu turut dalam menyebarluaskan biji parasitrafflesia.

6. Sir Stamford Raffles bukan adalah Penemu Rafflesia

 
Meskipun secara ilmiah seluruh genus patma raksasa diberi nama rafflesia (terambil dari nama Raffles), faktanya Gubernur Jendral Sir Thomas Stamford Raffles bukanlah penemu rafflesia. 

Bunga rafflesia terbesar di dunia yaitu Rafflesia arnoldii ditemukan pada tahun 1818 oleh seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold, seorang peneliti yang saat itu sedang melakukan penelitian di hutan Bengkulu.
 
Arnold yang bekerja untuk sebuah tim ekspedisi di bawah Raffles kemudian melaporkan temuan ini kepada atasannya.
 
Nama ilmiah Rafflesia arnoldii merupakan gabungan dari nama Thomas Stamford Raffles sebagai pemimpin ekspedisi dan Josep Arnold sebagai penemu bunga. 

Sejak saat itu nama Raffles menjadi atribut lestari yang melekat sebagai nama genus ilmiah dari tumbuhan padma raksasa yang hanya dapat dijumpai di kawasan hutan-hutan di Asia Tenggara.
 
7. Rafflesia Tidak dapat dikembangbiakan di luar habitatnya
 
Hingga saat ini rafflesia belum dapat dibudidayakan dan dikembangkan di luar habitat alaminya. Meski demikian penelitian yang dilakukan oleh Sofi Mursidawati dan timnya dari LIPI telah berhasil menumbuhkan bunga Rafflesia patma di Kebun Raya Bogor. Teknik ini dikenal dengan nama grafting atau penyambungan akar inang rafflesia yaitu tetrastigma.

Sebelumnya para peneliti telah memperkirakan akar tumbuhan tetrastigma yang memiliki probabilitas terinfeksi biji parasit rafflesia, kemudian memotongnya dan menyambungkannya dengan tetrastigma lain yang telah ada di Kebun Raya Bogor. Dibutuhkan waktu hingga 6 tahun hingga R. patma tersebut berbunga pertama kalinya di Kebun Raya Bogor pada tahun 2010. Keberhasilan ini merupakan yang pertama di dunia.
 
Meskipun telah berhasil dibungakan di luar habitat alaminya, para peneliti melihat hilangnya habitat alami rafflesia akan berakibat musnahnya tumbuhan unik ini. Masih banyak misteri yang perlu dikaji tentang rafflesia.

Sumber: 
http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/05/inilah-salah-kaprah-kita-soal-rafflesia

Senin, 24 November 2014

Rafflesia arnoldii Mekar 7 Kelopak di Padang Guci Kaur

21/11/2014 - Berawal dari informasi dari warga satu minggu sebelumnya, KPPGPPL langsung menuju lokasi. Lokasi dikatakan berada di kawasan hutan Air Bemban Desa Manau Sembilan Kec. Padang Guci Hulu Kab. Kaur atau berjarak sekitar 5 kilo dari desa.

Lokasi Rafflesia Kawasan Hutan Air Bemban Padang Guci Hulu Kab. Kaur
Lokasi Habitat Rafflesia ini terbilang cukup jauh dan ekstrim, untuk sampai dibutuhkan 2 jam lebih berjalan kaki. Dari desa melewati jalan cetak sawah baru, kebun/sawah penduduk, naik/turun tebing, dan melintasi 3 Sungai Besar, diantaranya menyeberangi sungai Cawang Kidau. Berikut jalur-jalur yang dilalui menuju lokasi :

Melewati Pembangunan Jalan Cetak Sawah









Melewati jalan selebar 3 meter akses utama penduduk menuju kebun/sawah
Melewati sawah penduduk
Menyeberangi Sungai Cawang Kidau Padang Guci Hulu
Menyeberangi Sungai Penangkulan Padang Guci Hulu
Memasuki kawasan habtitat Rafflesia arnoldii dengan menaiki tebing
Saat sampai ke lokasi, ternyata benar, Tim menjumpai satu kuntum bunga Rafflesia arnoldii yang sedang mekar 7 kelopak dengan diameter 82 cm di pinggir Air Bemban Padang Guci Hulu.

Rafflesia arnoldii yang sedang mekar 7 kelopak dengan diameter 82 cm (21/11/2014)
 7 bonggol/calon bunga 3 diantaranya sudah berukuran besar, dan terdapat tanaman Inang yang cukup besar menjalar diketinggian pohon.

 7 bonggol/calon bunga Rafflesia arnoldii di lokasi

Tanaman Inang Rafflesia arnoldii di lokasi
Demikianlah, semoga bermanfaat !
Salam Lestari ! Salam Rimbawan ! Bengkulu The Land Of Rafflesia

Senin, 17 November 2014

Rafflesia arnoldiii Padang Guci Mekar 60 cm

Tanggal 16 November 2014 Rafflesia arnoldii kembali mekar  di hutan Kawasan Sakaian Mayan desa Manau Sembilan Padang Guci Hulu Kab. Kaur dengan diameter bunga  60 cm. Dan ini merupakan bunga Rafflesia ke 23 yang mekar di Kawasan Hutan Padang Guci Hulu tercatat oleh KPPGPPL.


Foto bersama Rafflesia arnoldii diameter 60 cm dengan sejumlah pelajar yang berkunjung

Foto Rafflesia arnoldii diameter 60 cm bersama Rara pelajar SMPN 1 Padang Guci Hulu

Foto bersama Rafflesia arnoldii diameter 60 cm dengan KPPGPPL
Selain posisi bunga mekar yang sangat unik, untuk mencapai ke lokasi ini kita disungguhi pemandang alam yang sangat indah. Diantaranya, Sungai Padang Guci Hulu yang kerap didatangi muda-mudi untuk mandi, Sungai Cawang Kidau dengan aliran arus yang cukup deras juga merupakan sungai tempat mandi pengunjung sehabis menyaksikan keunikan Puspa Langka dunia ini, Air Terjun Sakaian Mayan merupakan Pintu Masuk ke lokasi habitat Rafflesia arnoldii di hutan kawasan Sakaian mayan sering didatangi pengunjung untuk sekedar berfoto-foto sebelum memasuki lokasi habitat, dan hamparan sawah yang luas milik penduduk yang sangat memanjakan mata saat hendak berkunjung ke lokasi habitat Rafflesia Padang Guci Kaupaten Kaur.

Sungai Padang Guci Hulu Kab. kaur

Air Terjun Sakaian Mayan Padang Guci Hulu

Sungai Cawang Kidau Padang Guci Hulu

Hamparan Sawah Penduduk

Nahh...menarik bukan ? Salam Lestari !! Salam Rimbawan !! Bengkulu The Land Of Rafflesia !!

Senin, 10 November 2014

KPPGPPL Kembali Temukan Rafflesia Dipedalaman Rimba Padang Guci

Dikatakan oleh warga di lokasi terdapat puluhan bonggol atau calon bunga yang masih berukuran kecil, empat bonggol diantaranya sudah berukuran besar dan siap mekar, dan juga terdapat beberapa bunga rafflesia yang sudah membangkai.

Penelusuran tim KPPGPPL Dimulai
Menindaklanjuti laporan tersebut, tim KPPGPPL langsung mendatangi lokasi untuk membuktikan kebenaran terhadap keberadaan flora langka yang dilindungi tersebut. Lokasi dikatakan berada di pinggir sungai Cawang Kidau yang tidak jauh dari habitat Rafflesia bengkuluensis berada di jarak sekitar 300 meter.

Tim KPPGPPL menayakan kembali kepada warga tentang keberadaan bunga Rafflesia yang ditemukan
Di lokasi, terlihat sebuah kawasan hutan yang masih semak belukar, terdapat  beberapa anak sungai. Dan kami pun memulai pencarian. Selang beberapa menit saja di dalam rimba kami menemukan satu bonggol / calon bunga yang diduga jenis bengkuluensis siap mekar satu minggu mendatang, terdapat tanaman inang yang menjalar diketinggian pohon, dan dua bunga rafflesia yang telah membangkai.

Tim KPPGPPL beristirahat sebelum pencarian dilanjutkan
Satu Bonggol diduga Raff. bengkuluensis siap mekar satu minggu mendatang
Pencarian kami pun berlanjut, beberapa menit setelah berkeliling di dalam kawasan hutan, kami kembali menemuakan beberapa bonggol masih berukuran kecil menempel pada tanaman Inang, puluhan bunga rafflesia yang telah membangkai, juga terdapat bonggol Rafflesia gagal mekar atau rusak. Dalam kawasan ini merupakan kebun milik warga, juga merupakan jalan setapak yang sering dilalui warga yang hendak pergi kehutan posisinya sangat dekat dengan tanaman inang.

Bunga rafflesia yang telah membangkai

Bonggol rafflesia yang telah rusak/gagal mekar
Bonggol rafflesia berukuran kecil mempel pada tanaman inang
Karena cuaca sudah mulai mendung, penelusuran harini kami akhiri. Dalam perjalanan pada kawasan ini kami menemukan Puspa Langka lainnya yaitu "Amorphophalus Variabilis/Bunga Bangkai"

"Amorphophalus Variabilis/Bunga Bangkai"
Kendati pencarian kami kali ini belum menemukan lokasi rafflesia seperti apa yang dilaporkan warga, namun kami akan berusaha untuk melakukan penelusuran pada hari-hari berikutnya.

Salam Lestari ! Salam Rimbawan ! Bengkulu The Land Of Rafflesia !

Jumat, 07 November 2014

Rafflesia arnoldii Mekar Sempurna Diameter 85 cm

Rafflesia arnoldii kembali mekar sempurna diameter 85 cm di kawasan hutan Sakaian Mayan desa Manau Sembilan Kecamatan Padang Guci Hulu Kabupaten Kaur (4/11/2014). Keunikan Puspa Langka dunia ini masih bisa dinikmati hingga 3 hari kedepan.

Rian (KPPGPPL) bersama Raff. arnoldii 85 cm

Hyan Js (KPPGPPL) bersama Raff. arnoldii 85 cm

Keistimewaan dari Rafflesia yang mekar di Padang Guci Kab. Kaur adalah lokasi bunga mekar yang terbilang cukup eksrim, dimana  untuk sampai  ke lokasi dengan berjalan kaki, naik turun tebing, melintasi sawah atau kebun penduduk, dan melintasi 5 sungai. Namun, tentulah hal ini bukanlah sebuah penghalang untuk yang berjiwa petualang di alam bebas.

Selain tantangan di atas kita akan di sungguhi dengan beberapa pemandangan alam lainnya, diantaranya yaitu air terjun Sakaian Mayan dengan ketinggian sekitar 8 meter. Air terjun inilah sebagai pintu masuk ke Rafflesia arnoldii yang akan kita telusuri sepanjang 300 meter hinga sampai kelokasi.


 

Sementara itu di lokasi saat ini menyisakan 14 bonggol atau calon bunga rafflesiaa, satu diantaranya akan siap mekar beberapa minggu kedepan.

Salam Lestari ! Salam Rimbawan ! Bengkulu The Land Of  Rafflesia !

Minggu, 02 November 2014

Rafflesia arnoldii Kembali Mekar di Padang Guci Kaur Bengkulu

Lagi- lagi satu Rafflesia arnoldii mekar diameter 80 cm di kawasan hutan Sakaian Mayan desa Manau Sembilan Kec. Padang Guci Hulu Kabupaten Kaur ( 2 November 2104 ). Keunikan bunga langka ini akan bisa dinikmati hingga 7 hari kedepan.




Di lokasi terdapat satu bonggol/calon bunga Rafflesia arnoldii sudah membuka kelopaknya, diperkirakan akan mekar pada tanggal 4 November 2014.





Dengan demikian ada 22 bunga Rafflesia  mekar di kawasan hutan Padang Guci Kab. Kaur  terpantau Oleh Komunitas Pemuda Padang Guci Peduli Puspa Langka dari Februari hingga November  tahun 2014.

SALAM LESTARI ! SALAM RIMBAWAN ! BENGKULU THE LAND OF RAFFLESIA !!

Kamis, 30 Oktober 2014

Prinsip Pegelolaan Konservasi


Secara umum pengelolaan kawasan konservasi meliputi: (1) Pengelolaan landskap, (2) Pengunjung, dan (3) Populasi Rafflesia. 

Pengelolaan landskap pada intinya berusaha menyerap tekanan penduduk pada saat sama menghindari kepunahan jenis yang kita lindungi dengan melalui teknik zoning.   Sistim zoning terdiri zone inti, transisi, penyangga, dan produktif.   Zone inti terdiri dari kawasan dimana dijumpai koloni kuncup Rafflesia.  Di zone inti, campur tangan manusia dibuat sangat minim, sehingga kumunitas tumbuhan dan lingkungan Rafflesia terjaga.  Zone transisi merupakan kawasan yang melingkupi kawasan zone inti. Di dalam zone ini campur tangan manusia sudah mulai sedikit lebih intensif, dan pemanfaatan terbatas kawasan diperbolehkan.   Bentuk agroforestry dengan menjaga struktur dan komunitas tumbuhan semirip mungkin dengan zone inti merupakan alternatif yang baik dalam pengelolaan zone ini.  Zone penyangga melingkupi  ke dua zone terdahulu, dan campur tangan manusia lebih intensif, dan pemanfaatkan yang lebih luas diperbolehkan.  Agroforestry masih merupakan pilihan yang baik pada pengelolaan zone ini.  Perbedaannya dengan sistim agroforestry yang pertama adalah komposisi tanaman perkebunan atau pertanian lebih dominan.  Zone komersial merupakan zone terluar dan meliputi ke tiga zone terdahulu.   Zone ini memberikan leluasa bagi masyarakat untuk memanfaatkan lahan.  Sistim zoning diharapkan akan membebaskan tekanan ekologi dan ekonomi bagi Rafflesia. Sistim zoning ini sangat cocok bagi Rafflesia di lahan penduduk atau kawasan hutan yang berdekatan dengan pemukiman.

Managemen pengunjung ditujukan untuk meminimalkan efek negatif terhadap populasi Rafflesia, pada saat yang sama memaksimalkan manfaat ekonomi pengunjung terhadap kesejahteraan masyarakat sekitarnya.  Dalam konteks ini, menentukan Rafflesia sebagai satu-satunya objek wisata di kawasan tertentu adalah tindakan yang kurang tepat.  Rafflesia harus dipandang sebagai flag species, objek utama, yang harus dimanfaatkan untuk mengangkat objek lainnya di sekitarnya sebagai objek wisata lingkungan atau ekoturisme. Objek lainnya dapat berupa pemandangan alam,  tempat bersejarah, agrowisata (kebun Durian atau Jeruk), atau wisata kuliner (makanan khas). Dengan demikian tersusunlah rencana pengelolaan Rafflesia yang terpadu. Pengaruh yang paling besar dari perencanaan yang  terpadu adalah lamanya tinggal, banyaknya pengeluaran oleh wisatawan, dan banyaknya stakeholder yang terlibat.  Dampak yang diharapkan dari hal tersebut di atas adalah  peningkatan kesejahteraan masyarakat, sehingga meningkatkan kesadaran pentingnya Rafflesia.


Di dalam kawasan Rafflesia, pengelolaan pengunjung ditujukan mengurangi dampak negatif pengunjung sedikit mungkin terhadap kuncup dan bunga.  Oleh karena itu dibutuhkan petunjuk standart operasional yang jelas.  Aturan dasar masuk kawasan Rafflesia dapat berupa antara lain: (1) Jangan masuk kawasan sendirian dan harus dengan pemandu wisata (guide) setempat, (2) Selalu berjalan di dalam jalan setapak yang telah tersedia, (3) Hanya satu rombongan (5 pengunjung) di dekat lokasi Rafflesia dan tiap rombongan harus bergiliran untuk melihat, (4)  Hati-hati melangkah, kemungkinan anda menginjak kuncup yang kecil, (6) Jangan merusak dan mengambil tumbuhan, (7) Jangan membuang sampah di dalam kawasan, dan (8) Hormati budaya setempat.   Petunjuk standart operasional mensyaratkan design kawasan yang terperinci.  Design ini dibuat dengan memperhatikan arah inang dan masing-masing kuncup Rafflesia, rencana jalan setapak , sehingga mengurangi resiko kuncup terinjak oleh pengunjung.
 
Source By : Sofian Ramadhan (KPPL) Bengkulu

Senin, 20 Oktober 2014

Hutan Tropis Padang Huci Hulu Layak Menjadi Kawasan Konservasi Rafflesia

Kawasan hutan tropis yang selain masih asri menyimpan kekhasan yang bernilai sangat tinggi, daerah yang ditumbuhi flora langka dunia yaitu Rafflesia jenis bengkuluensis dan Rafflesia jenis arnoldii. Diantaranya Rafflesia bengkuluensis merupakan jenis baru dari Indonesia. Jenis ini terbilang langka sejak didiskripsikan oleh Agus Susatya bersama dua rekannya dari Malaysia (Arianto, et Mat-Salleh) di desa Talang tais Kabupaten Kaur pada tahun 2005 silam. Jenis ini memakai epithat “Bengkuluensis” untuk menghormati Bengkulu sebagai lokasi pertama kali jenis ini didiskripsikan. Kawasan ini berada di desa Manau Sembilan Padang Guci Hulu terletak sekitar 200 kilometer di selatan ibu kota Provinsi Bengkulu, 60 kilometer dari kota Manna Bengkulu Selatan, dan sekitar 50 kilometer di utara kota Bintuhan Kabupaten Kaur yang secara adminsitratif merupakan wilayah di Kabupaten Kaur.



Seajak Februari hingga Oktober 2014 tercatat oleh Komunitas Pemuda Padang Guci Peduli Puspa Langka, sebanyak 21 kuncup rafflesia mekar dalam kawasan ini, tiga diantaranya diremukan telah membangkai, dan saat ini di lokasi tercatat 16 bonggol/calon bunga rafflesia jenis arnoldii dan 15 bonggol rafflesia jenis bengkuluensis. Klik disini untuk detail lengkapnya..

Namun sangat disayangkan banyaknya bunga rafflesia yang mekar di hutan ini tidak dikelola dengan baik. di lokasi belum memiliki ruang informasi konservasi puspa langka dimana bangunan sederhana ini sangat penting untuk pusat informasi dan tempat berkumpul maupun beristirahat para pengunjung yang ingin melihat puspa langka Bengkulu. padahal dari sudut frekuensi bunga mekar, dan aksesibilitas yang mudah dicapai, bunga ini sangat berpotensi sebagai salah satu daya tarik yang kuat untuk pengembangan ekonomi masyarakat melalui ekoturisme. Ditambah lagi Hutan yang masih sangat asri dan terbilang cukup eksrim tentu akan menambah sense petualangan bagi yang berjiwa petualang dan bagi mereka yang mencintai alam bebas.

Gambar : Jalur Memasuki Kawasan Rafflesia
Tonton Videonya disini : http://www.youtube.com/watch?v=WbXoeFxVxBU&list=PL6G0XIsQeKnOm4D8_tqaj2np3jv2PvJ7M

Salam Lestari !! Salam Rimbawan !!!

Minggu, 05 Oktober 2014

Rafflesia bengkuluensis Mekar Sempurna Diameter 60 Centimeter di Padang Guci Kaur

Rafflesia bengkuluensis mekar sempurna pada hari Sabtu, 04 Oktober 2014  di hutan kawasan Sakaian Mayan Padang Guci Hulu Kabupaten Kaur dengan diameter bunga 60 cm. Keunikan Puspa langka ini akan bisa dinikmanti hingga 6 hari kedepan.


Rafflesia jenis bengkuluensis ini berada di jarak 15 meter dari habitat Rafflesia arnoldii. Terlihat satu bonggol sebesar bola kasti berada didekat ( jarak 1 meter ) bunga yang mekar ini. Menarik untuk disaksikan karena 1 lokasi terdapat 2 jenis Rafflesia.

Sementara itu di lokasi habitat Rafflesia arnoldii, saat ini terdapat 16 bonggol atau calon bunga Rafflesia. Tiga diantaranya diperkirakan mekar pada akhir Oktober mendatang.

Pada lokasi berbeda dalam kawasan hutan Sungai Penangkulan Padang Guci Hulu Kabupaten Kaur atau tepatnya sebelah timur dari hutan kawasan Sakaian Mayan berjarak berkisar 500 meter, terdapat 14 bonggol Rafflesia jenis bengkuluensis.

Ayooo Berkunjung !!
SALAM LESTARI !!! SALAM RIMBAWAN !!
Bengkulu The Land Of Rafflesia !!

Kamis, 02 Oktober 2014

Aturan Dasar Memasuki Kawasan Habitat Rafflesia

Sekilas Sejarah Rafflesia:
BENGKULU atau terkenal dengan sebutan BUMI RAFFLESIA merupakan rumah bagi bunga tunggal terbesar bisa mencapai diameternya 110 cm. Rafflesia arnoldii sudah terkenal didunia sehingga banyak wisatawan lokal maupun asing yang tertarrik untuk melihatnya.

Bunga Rafflesia terkenal di dunia karena dua hal, yaitu; 

1.Keunikannya, dimana tumbuhan terdiri dari bunga saja, tanpa daun dan tanpa batang; 

2.Rafflesia hampir dipastikan menjadi bacaan wajib bagi siswa SMA dan Universitas di seluruh dunia. 

Rafflesia merupakan tumbuhan parasit obligat. Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu hidup senidiri.

Bunga raksasa ini tidak terlepas oleh sejarah penemuannya pertama kali pada tahun 1818 di hutan tropis Bengkulu di suatu tempat dekat Sungai Manna, Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan, sehingga Bengkulu dikenal di dunia sebagai The Land of Rafflesia atau Bumi Rafflesia. Seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold yang menemukan bunga raksasa ini pertama kali. Dr. Joseph Arnold sendiri saat itu tengah mengikuti ekspedisi yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles.


Agar terhindar dari kepunahan (tetap lestari) ada beberapa aturan dasar ketika memasuki kawasan habitat Rafflesia yakni ; 

1.Larangan masuk kawasan sendirian dan harus dengan pemandu (quide) setempat; 

2.Selalu berjalan di jalan setapak yang telah tersedia;

3.Hanya satu rombongan (lima pengunjung) didekat lokasi Rafflesia dan tiap rombongan harus bergiliran untuk melihat.

4.Hati-hati melangkah, kemungkinan potensi menginjak kuncup yang kecil;

5. Larangan merusak dan mengambil tumbuhan; 

6. Jangan membuang sampah di dalam kawasan; dan 

7. Hormati budaya setempat. 

SELAMAT DATANG DI BENGKULU BUMI RAFFLESIA SEBENARNYA !! 
SALAM LESTARI !! 
Info Rafflesia Mekar : 
a. Komunitas Peduli Puspa Langka (Sofian) HP. 081377644363 
b. Kelompok Peduli Puspa Langka Tebat Monok Kepahiang (Pak Holidin) HP. 085273693969 
c. KomunitasPemuda Padang Guci Peduli Puspa Langka Kaur (Noprianto) HP. 085366076083
d. Website Komunitas Peduli Puspa Langka www.rafflesia.or.id