KPPGPPL BLOG: November 2014

Selasa, 25 November 2014

Inilah Salah Kaprah Kita Soal Rafflesia



Spesies Rafflesia atau bunga Padma Raksasa merupakan salah satu kekayaan keragaman hayati yang dijumpai di hutan tropis Indonesia. Meskipun sudah relatif banyak dikenal oleh publik, faktanya masih banyak yang keliru tentang rafflesia. 

Dihimpun dari berbagai sumber, terkumpul berbagai fakta yang sering disalahtafsirkan tentang flora langka unik ini. 

1. Rafflesia  Tidak Sama dengan Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum)

Rafflesia atau padma raksasa merupakan bunga yang dapat mengeluarkan bau busuk. Namun, umumnya masyarakat umum tertukar dan menyamakan antara Rafflesia dengan Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum). Meskipun sama-sama berbau bangkai, jenis rafflesia (Rafflesia spp.) Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum) merupakan dua jenis yang sama sekali berbeda.

Jika Rafflesia bentuk bunganya melebar, maka Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum) memiliki bunga yang tinggi memanjang. Jika Rafflesia merupakan tumbuhan endoparasit, maka Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum) adalah tumbuhan seutuhnya yang berkembang dari umbi.

Khusus untuk kesalahan ini sangat elementer di masyarakat umum, bahkan pernah dijumpai kesalahan ini dalam buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam bagi siswa sekolah dasar. 

2. Rafflesia bukan merupakan tumbuhan pemakan bangkai
 
Masih terdapat persepsi bahwa Rafflesia adalah tumbuhan predator, atau tumbuhan yang hidup dari memangsa serangga. Pemikiran ini disalahartikan dengan pencampuradukan fakta antara Rafflesia dan tumbuhan kantong semar (Nepenthes spp.).
 
Jika bau yang dikeluarkan oleh kantong semar adalah untuk memikat serangga agar terperangkap ke dalamnya, maka bau yang dikeluarkan oleh bunga rafflesia adalah untuk menarik lalat untuk melakukan penyerbukan antara benang sari dan putik. Menurut para ahli persentase pembuahan rafflesia sangat kecil, karena bunga jantan dan betina sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam waktu yang sama.
 
Bunga rafflesia sendiri hanya berumur satu minggu (5-7 hari) setelah itu layu dan mati, sehingga tidak mungkin keberadaan bunga rafflesia adalah untuk memangsa serangga.

3. Rafflesia Tidak tumbuh dan berakar di atas tanah
 
Raflesia tidak tumbuh dan berakar di atas tanah, karena rafflesia merupakan jenis tumbuhan parasit yang menempel pada inangnya yaitu sejenis tumbuhan merambat (liana) tetrastigma (Tetrastigma spp)

Rafflesia tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesa, juga tidak memiliki akar dan tangkai batang. Ketika inangnya mati, maka Raflesia juga turut mati. Rafflesia menyerap unsur organik dan anorganik melalui haustorium atau sejenis akar dari jaringan inangnya.
 
4. Rafflesia Tidak hanya ada satu macam jenis
 
Jenis Rafflesia yang paling terkenal di dunia adalah R. arnoldii asal Bengkulu yang sering menghiasi berbagai macam poster maupun buku-buku ilmiah di seluruh dunia.

Faktanya jenis rafflesia tidak hanya terdiri dari satu jenis spesies saja. Di dunia terdapat 25 jenis Rafflesia, diantara 25 jenis Rafflesia tersebut terdapat 12 jenis yang dapat dijumpai di Indonesia. Di pulau Sumatra, Indonesia sendiri dijumpai 10 jenis Rafflesia yakitu; R. arnoldii, R. atjhensis, R.rochussenii, R. micropylora, R. hasseltii, R. gadutensis, R. tuan-mudae, R. patma, R. bengkuluensis, dan R. lawangensis.(©Susatya, 2011).
 
Jika bunga R. arnoldii dapat berkembang hingga diameter lebih dari 1 meter dan berat hingga 10 kg, jenis bunga rafflesia terkecil adalah R. manillana yang ada di kepulauan Filipina dengan diameter hanya sekitar 20 sentimeter.

5. Rafflesia  Tidak tumbuh hanya di satu tipe hutan
 
Faktanya habitat hidup rafflesia pun berbeda-beda, dari yang dapat hidup di hutan pantai seperti R. patma di Cagar Alam Leuweung Sancang di Jawa Barat, R. zollingeriana di hutan dataran rendah TN Meru Betiri Jawa Timur hingga R. rochusenii yang tumbuh di ketinggian 1.000-1.500 meter di lereng Gunung Salak dan Gunung Gede di Jawa Barat.
 
Selama pada habitat tersebut tumbuh inang rafflesia yaitu liana tetrastigma (famili Vitaceae) terdapat kemungkinan rafflesia dapat dijumpai di situ.
 
Selain keberadaan inang, faktor kecocokan iklim, seperti kelembaban merupakan faktor penting tumbuhnya rafflesia.
 
Beberapa peneliti menduga musang dan beberapa serangga tertentu turut dalam menyebarluaskan biji parasitrafflesia.

6. Sir Stamford Raffles bukan adalah Penemu Rafflesia

 
Meskipun secara ilmiah seluruh genus patma raksasa diberi nama rafflesia (terambil dari nama Raffles), faktanya Gubernur Jendral Sir Thomas Stamford Raffles bukanlah penemu rafflesia. 

Bunga rafflesia terbesar di dunia yaitu Rafflesia arnoldii ditemukan pada tahun 1818 oleh seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold, seorang peneliti yang saat itu sedang melakukan penelitian di hutan Bengkulu.
 
Arnold yang bekerja untuk sebuah tim ekspedisi di bawah Raffles kemudian melaporkan temuan ini kepada atasannya.
 
Nama ilmiah Rafflesia arnoldii merupakan gabungan dari nama Thomas Stamford Raffles sebagai pemimpin ekspedisi dan Josep Arnold sebagai penemu bunga. 

Sejak saat itu nama Raffles menjadi atribut lestari yang melekat sebagai nama genus ilmiah dari tumbuhan padma raksasa yang hanya dapat dijumpai di kawasan hutan-hutan di Asia Tenggara.
 
7. Rafflesia Tidak dapat dikembangbiakan di luar habitatnya
 
Hingga saat ini rafflesia belum dapat dibudidayakan dan dikembangkan di luar habitat alaminya. Meski demikian penelitian yang dilakukan oleh Sofi Mursidawati dan timnya dari LIPI telah berhasil menumbuhkan bunga Rafflesia patma di Kebun Raya Bogor. Teknik ini dikenal dengan nama grafting atau penyambungan akar inang rafflesia yaitu tetrastigma.

Sebelumnya para peneliti telah memperkirakan akar tumbuhan tetrastigma yang memiliki probabilitas terinfeksi biji parasit rafflesia, kemudian memotongnya dan menyambungkannya dengan tetrastigma lain yang telah ada di Kebun Raya Bogor. Dibutuhkan waktu hingga 6 tahun hingga R. patma tersebut berbunga pertama kalinya di Kebun Raya Bogor pada tahun 2010. Keberhasilan ini merupakan yang pertama di dunia.
 
Meskipun telah berhasil dibungakan di luar habitat alaminya, para peneliti melihat hilangnya habitat alami rafflesia akan berakibat musnahnya tumbuhan unik ini. Masih banyak misteri yang perlu dikaji tentang rafflesia.

Sumber: 
http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/05/inilah-salah-kaprah-kita-soal-rafflesia

Senin, 24 November 2014

Rafflesia arnoldii Mekar 7 Kelopak di Padang Guci Kaur

21/11/2014 - Berawal dari informasi dari warga satu minggu sebelumnya, KPPGPPL langsung menuju lokasi. Lokasi dikatakan berada di kawasan hutan Air Bemban Desa Manau Sembilan Kec. Padang Guci Hulu Kab. Kaur atau berjarak sekitar 5 kilo dari desa.

Lokasi Rafflesia Kawasan Hutan Air Bemban Padang Guci Hulu Kab. Kaur
Lokasi Habitat Rafflesia ini terbilang cukup jauh dan ekstrim, untuk sampai dibutuhkan 2 jam lebih berjalan kaki. Dari desa melewati jalan cetak sawah baru, kebun/sawah penduduk, naik/turun tebing, dan melintasi 3 Sungai Besar, diantaranya menyeberangi sungai Cawang Kidau. Berikut jalur-jalur yang dilalui menuju lokasi :

Melewati Pembangunan Jalan Cetak Sawah









Melewati jalan selebar 3 meter akses utama penduduk menuju kebun/sawah
Melewati sawah penduduk
Menyeberangi Sungai Cawang Kidau Padang Guci Hulu
Menyeberangi Sungai Penangkulan Padang Guci Hulu
Memasuki kawasan habtitat Rafflesia arnoldii dengan menaiki tebing
Saat sampai ke lokasi, ternyata benar, Tim menjumpai satu kuntum bunga Rafflesia arnoldii yang sedang mekar 7 kelopak dengan diameter 82 cm di pinggir Air Bemban Padang Guci Hulu.

Rafflesia arnoldii yang sedang mekar 7 kelopak dengan diameter 82 cm (21/11/2014)
 7 bonggol/calon bunga 3 diantaranya sudah berukuran besar, dan terdapat tanaman Inang yang cukup besar menjalar diketinggian pohon.

 7 bonggol/calon bunga Rafflesia arnoldii di lokasi

Tanaman Inang Rafflesia arnoldii di lokasi
Demikianlah, semoga bermanfaat !
Salam Lestari ! Salam Rimbawan ! Bengkulu The Land Of Rafflesia

Senin, 17 November 2014

Rafflesia arnoldiii Padang Guci Mekar 60 cm

Tanggal 16 November 2014 Rafflesia arnoldii kembali mekar  di hutan Kawasan Sakaian Mayan desa Manau Sembilan Padang Guci Hulu Kab. Kaur dengan diameter bunga  60 cm. Dan ini merupakan bunga Rafflesia ke 23 yang mekar di Kawasan Hutan Padang Guci Hulu tercatat oleh KPPGPPL.


Foto bersama Rafflesia arnoldii diameter 60 cm dengan sejumlah pelajar yang berkunjung

Foto Rafflesia arnoldii diameter 60 cm bersama Rara pelajar SMPN 1 Padang Guci Hulu

Foto bersama Rafflesia arnoldii diameter 60 cm dengan KPPGPPL
Selain posisi bunga mekar yang sangat unik, untuk mencapai ke lokasi ini kita disungguhi pemandang alam yang sangat indah. Diantaranya, Sungai Padang Guci Hulu yang kerap didatangi muda-mudi untuk mandi, Sungai Cawang Kidau dengan aliran arus yang cukup deras juga merupakan sungai tempat mandi pengunjung sehabis menyaksikan keunikan Puspa Langka dunia ini, Air Terjun Sakaian Mayan merupakan Pintu Masuk ke lokasi habitat Rafflesia arnoldii di hutan kawasan Sakaian mayan sering didatangi pengunjung untuk sekedar berfoto-foto sebelum memasuki lokasi habitat, dan hamparan sawah yang luas milik penduduk yang sangat memanjakan mata saat hendak berkunjung ke lokasi habitat Rafflesia Padang Guci Kaupaten Kaur.

Sungai Padang Guci Hulu Kab. kaur

Air Terjun Sakaian Mayan Padang Guci Hulu

Sungai Cawang Kidau Padang Guci Hulu

Hamparan Sawah Penduduk

Nahh...menarik bukan ? Salam Lestari !! Salam Rimbawan !! Bengkulu The Land Of Rafflesia !!

Senin, 10 November 2014

KPPGPPL Kembali Temukan Rafflesia Dipedalaman Rimba Padang Guci

Dikatakan oleh warga di lokasi terdapat puluhan bonggol atau calon bunga yang masih berukuran kecil, empat bonggol diantaranya sudah berukuran besar dan siap mekar, dan juga terdapat beberapa bunga rafflesia yang sudah membangkai.

Penelusuran tim KPPGPPL Dimulai
Menindaklanjuti laporan tersebut, tim KPPGPPL langsung mendatangi lokasi untuk membuktikan kebenaran terhadap keberadaan flora langka yang dilindungi tersebut. Lokasi dikatakan berada di pinggir sungai Cawang Kidau yang tidak jauh dari habitat Rafflesia bengkuluensis berada di jarak sekitar 300 meter.

Tim KPPGPPL menayakan kembali kepada warga tentang keberadaan bunga Rafflesia yang ditemukan
Di lokasi, terlihat sebuah kawasan hutan yang masih semak belukar, terdapat  beberapa anak sungai. Dan kami pun memulai pencarian. Selang beberapa menit saja di dalam rimba kami menemukan satu bonggol / calon bunga yang diduga jenis bengkuluensis siap mekar satu minggu mendatang, terdapat tanaman inang yang menjalar diketinggian pohon, dan dua bunga rafflesia yang telah membangkai.

Tim KPPGPPL beristirahat sebelum pencarian dilanjutkan
Satu Bonggol diduga Raff. bengkuluensis siap mekar satu minggu mendatang
Pencarian kami pun berlanjut, beberapa menit setelah berkeliling di dalam kawasan hutan, kami kembali menemuakan beberapa bonggol masih berukuran kecil menempel pada tanaman Inang, puluhan bunga rafflesia yang telah membangkai, juga terdapat bonggol Rafflesia gagal mekar atau rusak. Dalam kawasan ini merupakan kebun milik warga, juga merupakan jalan setapak yang sering dilalui warga yang hendak pergi kehutan posisinya sangat dekat dengan tanaman inang.

Bunga rafflesia yang telah membangkai

Bonggol rafflesia yang telah rusak/gagal mekar
Bonggol rafflesia berukuran kecil mempel pada tanaman inang
Karena cuaca sudah mulai mendung, penelusuran harini kami akhiri. Dalam perjalanan pada kawasan ini kami menemukan Puspa Langka lainnya yaitu "Amorphophalus Variabilis/Bunga Bangkai"

"Amorphophalus Variabilis/Bunga Bangkai"
Kendati pencarian kami kali ini belum menemukan lokasi rafflesia seperti apa yang dilaporkan warga, namun kami akan berusaha untuk melakukan penelusuran pada hari-hari berikutnya.

Salam Lestari ! Salam Rimbawan ! Bengkulu The Land Of Rafflesia !

Jumat, 07 November 2014

Rafflesia arnoldii Mekar Sempurna Diameter 85 cm

Rafflesia arnoldii kembali mekar sempurna diameter 85 cm di kawasan hutan Sakaian Mayan desa Manau Sembilan Kecamatan Padang Guci Hulu Kabupaten Kaur (4/11/2014). Keunikan Puspa Langka dunia ini masih bisa dinikmati hingga 3 hari kedepan.

Rian (KPPGPPL) bersama Raff. arnoldii 85 cm

Hyan Js (KPPGPPL) bersama Raff. arnoldii 85 cm

Keistimewaan dari Rafflesia yang mekar di Padang Guci Kab. Kaur adalah lokasi bunga mekar yang terbilang cukup eksrim, dimana  untuk sampai  ke lokasi dengan berjalan kaki, naik turun tebing, melintasi sawah atau kebun penduduk, dan melintasi 5 sungai. Namun, tentulah hal ini bukanlah sebuah penghalang untuk yang berjiwa petualang di alam bebas.

Selain tantangan di atas kita akan di sungguhi dengan beberapa pemandangan alam lainnya, diantaranya yaitu air terjun Sakaian Mayan dengan ketinggian sekitar 8 meter. Air terjun inilah sebagai pintu masuk ke Rafflesia arnoldii yang akan kita telusuri sepanjang 300 meter hinga sampai kelokasi.


 

Sementara itu di lokasi saat ini menyisakan 14 bonggol atau calon bunga rafflesiaa, satu diantaranya akan siap mekar beberapa minggu kedepan.

Salam Lestari ! Salam Rimbawan ! Bengkulu The Land Of  Rafflesia !

Minggu, 02 November 2014

Rafflesia arnoldii Kembali Mekar di Padang Guci Kaur Bengkulu

Lagi- lagi satu Rafflesia arnoldii mekar diameter 80 cm di kawasan hutan Sakaian Mayan desa Manau Sembilan Kec. Padang Guci Hulu Kabupaten Kaur ( 2 November 2104 ). Keunikan bunga langka ini akan bisa dinikmati hingga 7 hari kedepan.




Di lokasi terdapat satu bonggol/calon bunga Rafflesia arnoldii sudah membuka kelopaknya, diperkirakan akan mekar pada tanggal 4 November 2014.





Dengan demikian ada 22 bunga Rafflesia  mekar di kawasan hutan Padang Guci Kab. Kaur  terpantau Oleh Komunitas Pemuda Padang Guci Peduli Puspa Langka dari Februari hingga November  tahun 2014.

SALAM LESTARI ! SALAM RIMBAWAN ! BENGKULU THE LAND OF RAFFLESIA !!