KPPGPPL BLOG: April 2014

Jumat, 18 April 2014

Lagi-lagi Komunitas Pemuda Padang Guci Peduli Puspa Langka Temukan Puluhan Rafflesia di Tiga Lokasi berbeda dalam Kawasan Hutan Padang Guci Kabupaten Kaur Bengkulu

Berawal dari informasi seorang warga desa Manau Sembilan Kecamatan Padang Guci Hulu yang menemukan  seminggu yang lalu, tim Komunitas pun langsung terjun menuju ke lokasi bersama Uno (seorang warga yang menemukan bunga tersebut).

Satu lokasi ditemukan berada di jarak lebih kurang 150 meter dari habitat Rafflesia bengkuluensis yang ditemukan oleh warga beberapa bulan yang lalu. Didalam lokasi ini terdapat satu bunga Rafflesia jenis bengkuluensis yang baru saja mengakhiri masa kemekarannya dan juga terdapat belasan bongkol atau calon Rafflesia bengkuluensis yang diperkirakan akan mekar pada bulan Mei mendatang.


Di satu lokasi di jarak 30 meter dari habitat tanpa disengaja Tim Komunitas Pemuda Padang Guci Peduli Puspa Langka kembali menemukan Rafflesia jenis bengkuluensis berkelopak empat yang sedang mekar dengan diameter 42 cm, namun kondisi kemekarannya kurang sempurna dikarenakan terhalang/berhimpitan dengan satu bongkol atau calon bunga yang diperkirakan akan mekar 2-3 hari lagi, juga terdapat 1 Rafflesia yang sudah membangkai dan 1 bongkol diperkirakan akan mekar pada bulan Mei mendatang.



Satu lokasi lagi berjarak 1 kilometer dari habitat Rafflesia bengkuluensis tepatnya berada dikawasan hutan sungai Sakaian Mayan, tim Komunitas kembali menemukan habitat bunga Rafflesia. Di lokasi terdapat satu bunga yang sudah membangkai dan terdapat belasan bongkol atau calon bunga, satu diantara bongkol tersebut diperkirakn juga akan mekar pada bulan Mei mendatang. Tim Komunitas memperkirakan dalam kawasan ini merupakan habitat Rafflesia jenis arnoldii, ini berdasarkan belasan bongkol yang menjalar hingga diketinggian pohon pada kawasan ini dan informasi yang didapat dari seorang warga yang menemukannya.


"Diameter kemekarannya mencapai kurang dari 1 meter atau lebih kurang mencapai diameter 70-75 cm dengan warna bunga merah hati dan percaknya berwarna putih (Katanya)".

Tonton Videonya disini:  http://www.youtube.com/watch?v=b0vjbqcZo4U

Salam Lestari...! Salam Rimbawan...!

Rabu, 09 April 2014

Jenis-jenis Rafflesia di Dunia

Marga Rafflesia terdiri dari 25 jenis langka di dunia yang mempunyai sebaran geografis di bagian barat Garis Wallace mulai dari perbatasan Burma dan Thailand, Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Filipina (Ghazally dkk.,1988; Meijer,1977; Nais,2001). Dari 25 jenis Rafflesia tersebut di atas, terdapat 12 jenis yang dapat dijumpai di Indonesia. 

Rafflesia arnoldiiDi pulau Sumatra sendiri terdapat 10 jenis Rafflesia yakitu; R. arnoldii, R. atjhensis, R.rochussenii, R. micropylora, R. hasseltii, R. gadutensis, R. tuan-mudae, R. patma, R. bengkuluensis, dan R. lawangensis.




Berikut daftar lengkap jenis-jenis Rafflesia di dunia beserta penemu, dan lokasi ditemukannya :

(1) R.arnoldi R. Br ( Brown 1821, Pulau Lebar, Bengkulu Selatan, Sumatra )
(2) R.patma Blume ( Blume 1825, Nusa Kambang, Jawa tengah )
(3) R.manillana Teschermacher ( Tesche rmacher 1825, Pulau Leyte, Philipina)
(4) R.rochussenii teijsm. & Binn ( Teijsmann dan binnendjik 1850, Gunung Gede, Pangrango, Jawa Barat )
(5) R.tuan-mudae Becc ( Beccari 1868, Gunung Pueh, Sarawak )
(6) R.hasseltii Surringar ( Suringar 1879, Muara Labuh, Sumatra Barat )
(7) R.schdenbergiana Goeppert ( Goeppert 1884, Mindano, Philipina )
(8) R.cantleyi Solms-Laubach (Solms-Laubach 1910, Perak, Peninsular, Malaysia)
(9) R. atjehensis Koorders ( Koorders 1918, Locop, Aceh )
(10) R. zallingeriana Koorders ( Koorders 1918, Puger, Jember, Jawa Timur )
(11) R. gadutensis Meijer ( Meijer 1984, Ulu Gadut, Padang, Sumatra Barat )
(12) R. keithii Meijer ( Meijer 1984, Sungai Melaut, Sabah )
(13) R. kerrii Meijer ( Meijer 1984, Ranong, Kho Patwa Luang Keo, Thailand )
(14) R. micropylora Meijer ( Meijer 1984, Lokop, Leuser, Aceh, Sumatra )
(15) R. pricei Meijer ( Meijer 1984, Mamut Copper Mine, Sabah )
(16) R. tengku-adlinii Mat-Salleh & Latiff ( Mat-Salleh & A. Latiff 1989, Mount Trus Madi, Sabah )
(17) R. speciosa Barcelona & Fernando (Barcelona & Fernando 2002, Pulau Panay, Philipina )
(18) R. azlanii Latiff & Wong ( Latiff & Wong 2004, Kinta, Perak )
(19) R. mira Fernando & Ong ( Fernando & Ong 2005, Campostela Valley, Mindanao )
(20) R. bengkuluensis Susatya, Arianto & Mat-Salleh ( Susatya, Arianto & Mat-Salleh 2005, Talang Tais, Bengkulu, Indonesia )
(21) R. baletei Barcelona & Cajano ( Barcelona & Cajano 2006,Luzon,Philipina )
(22) R. lobata Galang & Madulid ( Galang & Madulid 2006, Central Panay, Philipina )
(23) R. leonardi Barcelona & Pelser (Barcelona & Pelser 2008, Luzon, Philipina )
(24) R. aurintia Barcelona et al ( Barcelona et al 2009, Luzon, Philipina )
(25) R. lawangensis Mat-Salleh, Mahyuni et Susatya ( Mat-Salleh, Mahyuni, & Susatya 2010, in pres )

Disamping 25 jenis di atas, ada tiga jenis dari Kalimantan yang dikenal sebagai jenis tidak komplit, atau diskripsinya tidak cukup kuat untuk dapat diakui sebagai jenis tersendiri. Hal ini disebabkan karena jenis tersebut didiskripsikan berdasarkan spesimen herbarium yang tidak lengkap. Jenis tersebut di atas adalah R. witkampii, R. ciliate, dan R. borneensis dan ditemukan disekitar Gunung Sekarat, Kutai, Kalimantan Timur. Jenis-jenis di atas diduga sebagai R. arnoldii atau keithii (Meijer,1997). 

Tetapi oleh Susatya (2007) tiga jenis tersebut diperkirakan sebagai sinonim dari R. tuan-mudae, mengingat jenis terakir ini mempunyai sebarab geografis yang paling luas di Kalimantan.

Itulah daftar jenis-jenis Rafflesia di dunia yang dikutip dari buku “RAFFLESIA PESONA BUNGA TERBESAR DI DUNIA” ©Susatya, 2011.

Semoga Bermanfaat !
Foto by Sofian Rafflesia

Selasa, 08 April 2014

Bengkulu Heritage Society

Bengkulu Heritage Society merupakan sebuah wadah perkumpulan masyarakat yang peduli akan warisan pusaka Bengkulu terdiri dari pemerhati sejarah, travel maker, pelaku seni dan budaya, duta wisata, fotografer, wartawan, akademisi, aktivis lingkungan, movie maker, mahasiswa,  dan pelajar yang berdiri pada tanggal 18 April 2011, dengan tujuan membantu Pemerintah Republik Indonesia dalam usaha melestarikan pusaka Indonesia, yang berupa sejarah, seni dan budaya serta alam Indonesia pada umumnya dan pusaka Bengkulu pada khususnya.


Untuk mencapai tujuan tersebut, Bengkulu Heritage Society akan melakukan berbagai usaha antara lain :

  1. Melakukan inventarisasi dan advokasi warisan pusaka (heritage) alam, seni dan budaya yang ada di Indonesia pada umumnya dan yang ada di Bengkulu pada khususnya.

  2. Melakukan upaya pengenalan, peningkatan pemahaman kepada masyarakat terhadap warisan pusaka Bengkulu.

  3. Melakukan sosialisasi tentang pusaka dan kebudayaan yang ada di Indonesia pada umumnya dan yang ada di Bengkulu pada khususnya.

  4. Ikut berperan aktif dalam pengembangan dan publikasi pusaka dan budaya, baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional.

  5. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan masyarakat pada umumnya dan para anggota perkumpulan pada khususnya dala sejarah, kesenian, kebudayaan dan alam, melalui pertemuan, penyuluhan, pelatihan, bimbingan dan pembinaan, ceramah, seminar, pameran dan penelitian.

  6. Mengadakan kerjasama dengan badan-badan lain, baik pemerintah maupun swasta.

Bengkulu Heritage Society percaya bahwa identitas Bengkulu adalah cerminan dari diri yang unik yang terbentuk secara terus menerus berdasarkan pada kekayaan alam, sejarah, seni dan budaya yang ada di Bengkulu.

Komponen yang menyatu sedemikian rupa sehingga menjadikan Bengkulu adalah Bengkulu. Identitas kita ini adalah hal yang paling berharga yang harus kita banggakan, karena itu kita perlu berjuang demi kelestarian dan keberadaanya.

Mari bergabung dalam membangun, menata dan meningkatkan pelestarian pusaka seni budaya, sejarah dan alam Bengkulu pada umumnya.

Salam Budaya, Salam Lestari !
Source by Sofian Rafflesia

Senin, 07 April 2014

Pengertian Heritage Society

Pengertian heritage sesungguhnya cukup luas. Dalam kamus Inggris-Indonesia susunan John M Echols dan Hassan Shadily, heritage berarti warisan atau pusaka. Sedangkan dalam kamus Oxford, heritage ditulis sebagai sejarah, tradisi, dan nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa atau negara selama bertahun-tahun dan diangap sebagai bagian penting dari karakter mereka. Dalam buku Heritage : Management, Interpretation, Identity, Peter Howard memaknakan heritage sebagai segala sesuatu yang ingin diselamatkan orang, termasuk budaya material maupun alam. Selama ini warisan budaya lebih ditujukan pada warisan budaya secara publik, seperti berbagai benda yang tersimpan di museum. Padahal menurut Howard, tiap orang juga punya latar belakang kehidupan yang bisa jadi warisan tersendiri.


UNESCO memberi definisi `heritage` yaitu sebagai warisan (budaya) masa lalu, apa yang saat ini dijalani manusia, dan apa yang diteruskan kepada generasi mendatang. Pendek kata, `heritage` adalah sesuatu yang seharusnya diestafetkan dari generasi ke generasi, umumnya karena dikonotasikan mempunyai nilai sehingga patut dipertahankan atau dilestarikan keberadaannya.

Dalam piagam pelestarian pusaka Indonesia dideklarasikan di Ciloto 13 Desember 2003, heritage disepakati sebagai pusaka. Pusaka (Heritage) Indonesia meliputi : 

a. Pusaka Alam 

Pusaka alam adalah bentukan alam yang istimewa, misalnya, Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Ujunng Kulon, Taman Nasional Lorentz, dan Taman Nasional Kerinci Seblat.


b. Pusaka Budaya 

Pusaka Budaya adalah hasil cipta, rasa, karsa, dan karya yang istimewa dari lebih 500 suku bangsa di tanah air Indonesia. Pusaka Budaya mencakup pusaka berwujud (tangible) dan pusaka tidak berwujud (itangible). Pusaka budaya yang berwujud (tangible) misalnya bangunan kuno dan rumah adat. Pusaka budaya yang tidak berwujud (itangible) meliputi flokore dalam bentuk cerita rakyat, tarian, kulinari, dan musik tradisional. 


c. Pusaka Saujana 

Pusaka saujana adalah gabungan pusaka alam dan Pusaka Budaya dalam kesatuan ruang dan waktu. Pusaka saujana dikenal dengan pemahaman baru yaitu cultural landscape (Saujana Budaya), yakni menitik beratkan pada keterkaitannya budaya dan alam. Dan ini merupakan fenomena kompleks dengan identitas yang berwujud dan tidak berwujud. 

Berpegang pada pemahaman di atas , flokore dalam bentuk cerita rakyat, tarian, kulinari, music tradisional, dan lainnya masuk dalam pusaka budaya yang disebut Heritage. Misalnya menyimpan dan memelihara kenangan yang ditinggalkan orang tersebut. Baik dalam bentuk petuah, buku harian, koleksi buku, etos kerja, mobil tua, album foto, dan lain-lain. Khusus untuk gedung dan bangunan tua, yang bisa dikatagorikan sebagai pusaka kota.


Selanjutnya, Howard mengingatkan bahwa peninggalan atau warisan orang per orang pun masuk dalam katagori heritage. Terserah pada keluarga mereka apakah akan menyimpan dan memelihara kenangan atas, katakan, kakek atau nenek mereka. Baik itu dalam bentuk petuah, buku harian, koleksi buku, etos kerja, mobil tua, album foto, dll.Khusus untuk gedung atau bangunan tua, yang bisa dikategorikan sebagai pusaka kota, kita bisa mengacu pada UU No 5 Th 1992, tentang Cagar Budaya. Dalam UU itu, kategori gedung atau bangunan yang berusia di atas 50 tahun bisa dimasukkan sebagai cagar budaya yang keberadaannya harus dilindungi dan dilestarikan.

Foto : Sofian Rafflesia, Krishna Gamawan & Titik Fokus
Source by Sofian Rafflesia
Salam Budaya, Salam Lestari !