KPPGPPL BLOG: MENYIMAK POTENSI WISATA ALAM RAFFLESIA PADANG GUCI

Rabu, 18 Maret 2015

MENYIMAK POTENSI WISATA ALAM RAFFLESIA PADANG GUCI

Hutan tropis Padang Guci Kabupaten Kaur Bengkulu menyimpan kekayaan alam yang bernilai sangat tinggi ditumbuhi dua jenis flora langka dunia, yaitu bunga rafflesia jenis bengkuluensis dan bunga raffflesia jenis arnoldii. Sepanjang tahun 2014, KPPGPPL mencatat sebanyak 24 rafflesia yang telah mekar dalam kawasan ini. 14 merupakan raffflesia jenis bengkuluensis dan 10 merupakan rafflesia jenis arnoldii.

Rafflesia bengkuluensis merupakan jenis terbaru dari Indonesia, jenis ini terbilang langka sejak di temukan dan dideskripsikan oleh Agus Susatya bersama dua rekannya dari Malaysia (Arianto, et Mat-Salleh) di desa Talang Tais Kabupaten Kaur pada tahun 2005. Susatya dkk, menggambarkan jenis ini berukuran medium dengan diameter bunga antara 50 - 55 cm. Helai perigon berwarna oranye tua atau merah bata. Rafflesia bengkuluensis mempunyai sebaran geografis terbatas di lembah Talang Tais, Manau Sembilan Padang Guci Hulu Kabupaten Kaur atau di wilayah daerah aliran Sungai Cawang Kidau yang terletak di sebelah barat laut Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
 
Rafflesia jenis bengkuluensis

Rafflesia arnoldii yang merupakan jenis rafflesia yang paling terkenal dan terbesar dari semua jenis yang ada didunia, mempunyai kisaran diameter 70 - 110 cm dan mempunyai warna orange sampai orange tua pada perigon.  Jenis ini pertama kali ditemukan pada tahun 1818 tepatnya di tepian Sungai Manna Pulo Lebar Kabupaten Bengkulu Selatan oleh seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold yang sedang mengikuti ekspedisi Thomas Stanford Raffles di hutan Bengkulu. Jenis mempunyai sebaran geografis yang paling luas. Laporan keberadaan jenis ini terbanyak datang dari Propinsi Bengkulu.

Rafflesia jenis arnoldii
Keistimewaan rafflesia yang bermekaran di Padang Guci Kabupaten Kaur adalah selain hutan yang masih alami, lokasi bunga mekar dan bonggol-bonggolnya terbilang cukup ekstrim, dimana untuk benar-benar sampai ke lokasi, pengunjung harus berkali-kali naik turun tebing, melintasi sawah/kebun penduduk, melintasi beberapa sungai besar dan anak sungai, sehingga mempunyai tantangan tersendiri bagi yang suka berpetualang di alam liar. Di dalam kawasan juga terdapat flora liar yang dapat dinikmati oleh para pengunjung. Selain itu, potensi wisata lainnya diluar kawasan raffflesia adalah terdapat panorama sawah penduduk yang membentang luas disertai aktivitas tradisional penduduk, Sungai Padang Guci  masih  yang jernih dan segar, Air terjun Sakaian Mayan memiliki ketinggian sekitar 8 meter merupakan pintu masuk ke kawasan habitat Rafflesia arnoldii. Sungai Cawang Kidau yang deras berpotensi besar untuk Wisata Arum Jeram, Bendungan Irigasi Cawang Kidau 82 HA (Sekarang sedang dibangun). Bendungan PLTM di Bungin Tambun Padang Guci Hulu (Sekarang lagi dibangun), terdapat Batu Parasasti di kawasan Suromeka beserta Air Terjunnya yang masih alami, dll. Tentunya kesemua ini memiliki daya tarik tersendiri, khusus kepada wisatawan yang menyenangi kegiatan alam terbuka (outdoor activity), apresiasi pada alam pedesaan, persawahan dan pedesaan serta kegiatan yang dapat ditingkatkan ke dalam aktivitas tracking (penjelajahan).

Terdapat dua kawasan yang menjadi tempat favorit tumbuhnya puspa langka ini, yaitu: dua titik habitat Rafflesia bengkuluensis yang berada dalam kawasan hutan Sungai Penangkulan. Kawasan ini merupakan lahan non produktif milik warga, dan satu titik habitat Rafflesia arnoldii yang berada dalam kawasan hutan Sakaian Mayan desa Manau Sembilan Padang Guci Hulu Kabupaten Kaur. Kawasan ini merupakan Hutan Produksi Terbatas (HPT).

Lokasi keberadaan bunga rafflesia tepatnya berada di desa Manau Sembilan Kecamatan Padang Guci Hulu Kabupaten Kaur Propinsi Bengkulu, berjarak 200 km di selatan Ibu Kota Provinsi Bengkulu, 50 km dari kota Manna Bengkulu Selatan, dan berjarak sekitar 60 km di Utara Kota Bintuhan Kabupaten Kaur. Untuk mencapai ke dua lokasi habitat tersebut jalur transportasi dari kota ke desa sangat lancar, begitu juga dari desa kehabitat rafflesia hanya berjarak lebih kurang 3-5 km dibutuhkan kurang lebih 2 jam dengan aktivitas tracking (penjelajahan). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Denah lokasi habitat R. arnoldii & R. bengkuluensis
Terkait dengan infrastruktur di dalam kawasan ini ada beberapa kendala dan perlu ditingkatkan, yaitu; (1) Di dalam kawasan belum memiliki ruang Informasi yang merupakan bagian yang sangat penting dan awal terkait dengan ekoturisme. (2) Pintu masuk ke lokasi menyeberangi Sungai Cawang Kidau, sungai yang memiliki arus yang cukup deras sebesar pinggang orang dewasa, ketika musim hujan sungai ini bisa meluap dengan deras sehingga sangat menyulitkan pengunjung untuk ke lokasi. (3) Jalan setapak yang ada dalam kawasan masih semak belukar , perkiraan panjang jalan setapak 500 m. (4) Pintu masuk ke habitat Rafflesia arnoldii harus mendaki tebing dengan posisi kemiringan tanah sekitar 80 °, tinggi tebing sekitar 8 meter, sisi kiri merupakan jurang yang cukup tinggi tanpa adanya pegangan, sehingga sangat menyulitkan mpengunjung yang hendak ke lokasi. (5) Tempat beristirahat pengunjung menuju lokasi belum tersedia. Karena lokasi kawasan konservasi terbilang cukup jauh ketersediian fasilitas ini, sangat dibutuhkan pengunjung untuk melihat Flora Langka Khas Bengkulu. (6) Belum adanya pemagaran yang memadai dalam kawasan habitat bunga Rafflesia. Ini diperlukan untuk mencegah serangan binatang liar dan sebagai pembatas antara pengunjung. (7) Petunjuk dan Arah jalan setapak (sign) dalam kawasan belum tersedia; ini diperlukan agar pengunjung dapat mengatur waktu berjalan dan karena jalan setapak turun dan naik dan relatif agak dalam masuk hutan.

Salam Lestari !!!
Bengkulu The Land Of Rafflesia !!
KPPGPPL 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar