KPPGPPL BLOG: Menuju International Symposium on Indonesian Giant Flowers Rafflesia and Amorphophallus 2015

Rabu, 17 Juni 2015

Menuju International Symposium on Indonesian Giant Flowers Rafflesia and Amorphophallus 2015

Pusat Konservasi Kebun Raya Bogor (PKT) LIPI bekerja sama dengan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu serta Dewan Riset Daerah Bengkulu menyelenggarakan Lokakarya Regional dalam rangka persiapan International Symposium on Indonesian Giant Flowers Rafflesia and Amorphophallus 2015 di Putri Gading Hotel, Bengkulu pada Selasa (5/5) kemarin.


Kepala PKT Kebun raya Bogor LIPI, Dr. Didik Widyatmoko mengatakan, tujuan lokakarya ini adalah penyusunan SRAK Puspa langka nasional. “Pentingnya penyusunan SRAK Rafflesia dan Amorphophallus sebagai acuan bagi para pihak untuk menentukan prioritas konservasi in situ dan ex situ,” ujarnya. “Selain itu, melalui lokakarya ini, dirancang pula program pembangunan yang tidak mengancam populasi flora-flora langka ini secara berkelanjutan. Harapannya, kondisi Rafflesia dan Amorphophallus di alam menjadi lebih baik dalam sepuluh tahun mendatang,” sambungnya.

Magnet Dunia
“Kawasan hutan tropis Bengkulu telah lama diketahui menjadi habitat bagi dua flora  raksasa yang sangat dikagumi dunia Rafflesia arnoldii dan Amorphophallus titanum, hal ini tercatat dalam dunia botani sejarah kota Bengkulu sejak kedatangan Sir Thomas Stamford Raffles pada tahun 1818,” tutur Kepala BPP Stada Pemprov Bengkulu, Drs. H. Iriansyah saat membuka LokakaryaRegional Penyusunan Strategi dan Rencana Aksi Konservasi (SRAK) Rafflesia dan Amorphophallus.
“Keberadaan dua flora langka ini telah melambungkan nama Bengkulu dan Sumatera yang juga menyimpan kekayaan flora fauna yang sangat bernilai dan berpotensi besar tidak saja dari sisi keilmuan namun juga sisi ekonomi,” tambahnya.

Iriansyah menambahkan, keunikan bunga Rafflesia dan Amorphophallus menjadi magnet yang luar biasa bagi mata dunia. “Penelitian bidang botani dan para ahli taksonomi yang terus menerus melakukan penelitian terkait flora tersebut guna mendalami kehidupan biologis dan pengembangan potensi nilai ekonomisnya ke depan,” jelasnya.

Pemprov Bengkulu sendiri mengharapkan bunga Rafflesia dan Amorphophallus tidak hanya sekedar icon saja bagi Bengkulu. Harapan ke depan, masyarakat Bengkulu dapat memaksimalkan manfaat keberadaan dua flora langka tersebut melalui labeling Bengkulu sebagai bumi Rafflesia dan Amorphophallus.

Inti resume yang penting ditekankan dan perlu ditindaklajuti dari lokakarya tersebut adalah segera antara lain pembuatan data base dan metode standar SOP konservasi in situ, peningkatan  populasi ex situ Rafflesia dan Amorphophallus, upaya keberlanjutan konservasi dan pengembangan potensi ekonomi, serta perlunya mengajak para pelaku pariwisata untuk mendukung ecotourism, terkait public awareness dan pendanaan.

Selain mengapresiasi rencana penyelenggaraan international symposium mendatang, kepada LIPI dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Iriansyah mengharapkan SRAK yang akan dilaunching oleh Menteri LHK dapat dijadikan output jangka panjang dari symposium tidak hanya bagi Bengkulu tetapi juga provinsi-provinsi lainnnya di Indonesia yang memiliki sebaran dua flora raksasa itu.

Sebagai informasi, acara lokakarya terbagi menjadi 3 sidang komisi parallel yaitu Konservasi in situ, konservasi ex situ dan public awareness dan fund raising. Bertindak sebagai fasilitator masing-masing dari Universitas Bengkulu, Kepala BKSDA Bengkulu, dan PKT Kebun Raya Bogor LIPI. Acara ditutup dengan pembacaan resume hasil lokakarya oleh ketua Komisi III DRD Bengkulu dan diserahkan kepada Panitia Pengarah Simposium untuk dilokakaryakan pada tingkat nasional sebelum bulan September.

Lokakarya ini juga dihadiri oleh Dewan Riset Daerah, DPRD Bengkulu, LSM Komunitas Pecinta Rafflesia dan Amorphophallus, serta Dinas Kehutanan, Dinas Kebudayaan & Pariwisata, Dinas Kehutanan Pemprov Bengkulu dan Balai Taman Nasional dari seluruh provinsi di Sumatera, serta LSM seperti WWF dan TFCA di Sumatera.(mk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar