KPPGPPL BLOG: Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata)

Senin, 16 Februari 2015

Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata)

Anggrek hitam (Coelogyne pandurata) adalah spesies anggrek yang hanya tumbuh di pulau Kalimantan. Anggrek hitam adalah maskot flora provinsi Kalimantan Timur. Dinamakan anggrek hitam karena anggrek ini memiliki lidah (labellum) berwarna hitam dengan sedikit garis-garis berwarna hijau dan berbulu. Sepal dan petal berwarna hijau muda. Bunganya cukup harum semerbak dan biasa mekar pada bulan Maret hingga Juni.

Tumbuhan ini hidup bergerombol membentuk rumpun. Bagian pangkalnya memiliki umbi yang berbentuk bulat telur agak pipih, dengan dua helai daun elips yang menjulang ke atas. Setiap bulb hanya memiliki dua lembar daun saja. Kebanyakan orang mengira bahwa bunga anggrek hitam berwarna hitam secara keseluruhan. Tetapi kenyataannya tidaklah demikian. Bunga anggrek hitam berbentuk tangkai dengan jumlah kuntum bunga antara 5-10 kuntum per tangkai. Warna bunganya didominasi oleh warna hijau kekuningan pada bagian kelopak dan mahkotanya dan bagian bibir bunga berwarna hitam yang bagian dalamnya terdapat bintik-bintik warna hitam dengan kombinasi garis-garis hitam.

Sebagai tumbuhan epifit, anggrek hitam hidup menempel pada batang kayu atau pohon, disamping beberapa diantaranya tumbuh di lantai hutan pada batang kayu yang telah rebah. Keindahan anggrek hitam bisa dinikmati saat musim berbunga tiba. Musim berbunga Anggrek Hitam biasanya terjadi pada akhir tahun antara bulan Oktober sampai Desember.

Anggrek hitam sangat mudah dijumpai di kawasan Cagar Alam Padang Luway yang merupakan habitat asli jenis flora tersebut. Terdapat ratusan kuntum bunga yang bisa kita temui di lihat selama musim bunga di Kersik Luway, cagar alam di Kutai Barat, Kalimantan Timur.  Kersik Luway ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Alam melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian nomor 792/Kpts/Um/10/1982 tanggal 29 Oktober 1982 tentang Pengukuhan Perluasan Cagar Alam Padang Luway dari 1.000 Hektar menjadi 5.000 Hektar. Berdasarkan hasil rekonstruksi batas oleh Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah IV pada tahun 2006 lalu, luasnya sebesar 4.896,35 Ha. Pengelolaannya berada pada Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Timur (Anonim, 2009).


Saat ini, habitat asli anggrek hitam mengalami penurunan jumlah yang cukup besar karena semakin menyusutnya luas hutan di Kalimantan. Kebakaran hutan yang terjadi hampir sepanjang tahun merupakan ancaman serius akan keberadaannya. Kebakaran hebat beberapa tahun lalu sempat memporakporandakan kawasan ini dan sekarang menyisakan lahan kosong yang telah ditumbuhi semak belukar. Sebaran anggrek hitam di kawasan Cagar Alam Padang Luway saat ini hanya tersisa sedikit di Kersik Luway. Sisanya berupa semak belukar, padang ilalang, areal terbuka dan perkebunan karet milik masyarakat setempat. Kegiatan masyarakat setempat juga memberikan dampak negatif kepada kawasan ini. Dikawasan Cagar Alam ada dijumpai perkebunan karet milik masyarakat. Sungguh ironis memang, kawasan yang seharusnya dijaga keasliannya justru digunakan sebagai tempat bercocok tanam. Selain itu ditemukan pula pemukiman penduduk di wilayah cagar alam.

Upaya menyelamatkan Anggrek Hitam, WWF Indonesia bekerja sama dengan pemerintah setempat, organisasi dan masyarakat lokal untuk pelestarian anggrek hitam di habitat aslinya. Anggrek Hitam adalah salah satu jenis anggrek yang terancam punah di habitat aslinya dan dilindungi di Indonesia. WWF juga mendukung kerjasama lintas sektor dan lintas program dalam pengelolaan kawasan konservasi anggrek hitam yang berkelanjutan di habitat aslinya khususnya di Cagar Alam Kersik Luway, Kabupaten, Kutai Barat, Kalimantan Timur. Untuk ke depan, WWF Indonesia Program Kutai Barat akan berkerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kutai Barat serta pihak terkait untuk pengelolaan species anggrek lokal yang terancam punah dan deliniasi batas kawasan anggrek yang tersebar di beberapa kecamatan di Kutai Barat. Kegiatan ini akan masuk dalam rencana pengelolaan kawasan ekowisata di Kutai Barat.

Anggrek hitam (Coelogyne pandurata)
© WWF-Indonesia/ Arif Data Kusuma
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas:Liliopsida; Ordo: Asparagales; Famili: Orchidaceae; Genus: Coelogyne; Spesies: C. pandurata; Nama binominal:Coelogyne pandurata.



Sumber  : Internet, Wikipedia  dan WWF Indonesia
Salam Lesatari !


Tidak ada komentar:

Posting Komentar